Kesalahan Diagnosis Usus Buntu pada Ibu Hamil bisa Fatal

Ususbunt - Pada Journal of the American College of Surgeon, Marcia L. McGory, M. D., dari UCLA melaporkan bahwa jangan sampai terjadi kesalahan dalam mendiagnosa usus buntu pada ibu hamil. Kesalahan diagnosis fatal akibatnya bagi siapapun, apalagi perempuan yang sedang hamil karena mereka akan beresiko kehilangan janin. Jika usus buntunya normal, kemudian didiagnosa terjadi peradangan, apabila usus buntu yang normal tersebut diangkat maka resiko kehilangan janin hampir dua kali lipat.
resiko usus buntu ibu hamil, operasi usus buntu saat hamil, resiko usus buntu pada kehamilan, wanita dan usus buntu
Jadi kesimpulan yang bisa kita ambil dari pernyataan Marcia diatas yaitu perlunya diagnosis yang lebih akurat lagi oleh dokter ahli, jangan asal vonis dan menduga bahwa seorang ibu hamil tersebut menderita usus buntu kronis. Agar resiko wanita untuk kehilangan janin akibat salah diagnosa dan operasi yang tidak perlu tidak terjadi lagi.

Data menyebutkan ada operasi pada ibu hamil karena dugaan adanya radang usus buntu akut terjadi pada 1 dari 766 kelahiran (perbandingan nya 1:766), yang memungkinkan untuk dilakukan operasi bedah selama hamil. Hasil studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa 25% sampai 50% kasus terjadi karena kesalahan diagnosa sebelum operasi dilaksanakan.

Dr. McGory dan kawan-kawan mencoba untuk kembali menganalisa ulang catatan pada 94.789 perempuan yang mengalami usus buntu di California antara tahun 1995 sampai tahun 2002. Hal ini dilakukan untuk menambah data sementara sebagai bahan diskusi. Analisa tersebut memperoleh jumlah operasi dengan prosedur yang digunakan terdiri dari 3.133 kejadian usus buntu selama hamil.

Hasil yang diperoleh dari analisa tersebut adalah "Memang benar ada hubungan antara perempuan pengidap usus buntu saat hamil dengan resiko terhadap keselamatan janin". Selain itu peningkatan akurasi diagnosis terhadap wanita hamil yang mengidap usus buntu sangat diperlukan agar supaya keselamatan janin dan ibu juga semakin baik.

Para peneliti juga mencatat variable tambahan, termasuk indikasi untuk melakukan operasi usus buntu sebaiknya pada umur berapa bulan janin di masa kehamilan. Hal ini yang tidak dapat dihitung dengan menggunakan data administratif. Karena data tersebut hanya bisa diperoleh terbatas pada pasien yang dirawat di rumah sakit saja pada saat mengidap usus buntu. Sedangkan para peneliti masih belum bisa menghitung peristiwa/kejadian yang terjadi di luar rumah sakit.